Memang sih mukjizat tidak bisa diketahui kapan kehadirannya,
dan akan jatuh kepada siapa. Dikarenakan ini merupakan salah satu hal yang
diluar nalar dan cuman Allah sang maha segalanya yang dapat melakukannya.
Kalau dari kondisi medis dan ilmu kesehatan, tentu ketika
seseorang dikubur hidup-hidup selama beberapa hari, akan kehabisan oksigen dan
akhirnya meninggal. Akan tetapi seorang ibu berikut berhasil bangkit dari
kuburnya setelah 7 hari.
Dikisahkan bahwasanya ada seorang pemuda dari bani Isra’il yang menderita sakit keras hingga parah. Berobat kemana
saja hasilnya tetap nihil, si pemuda tidak berhasil mendapatkan kesembuhan.
Karena saking parahnya keadaan, ibunya mengucapkan nadzar: Jika anaknya
sembuh dari penyakitnya, ia akan keluar dari alam dunia selama tujuh hari.
Setelah Allah SWT memberikan anugerah kesembuhan kepada
anaknya, ia tidak dapat melaksanakan nadzarnya sebab tidak mengetahui
bagaimana caranya keluar dari alam dunia.
Suatu malam ketika tidur, ia bermimpi didatangi seseorang
berjubah putih seraya berkata: “Penuhilah nadzarmu!,
agar kelak tidak mendapat musibah yang berat dari Allah”.
Orang berjubah memberi petunjuk agar perempuan itu dikubur
hidup-hidup selama tujuh hari. Pagi harinya, ia pun memanggil anaknya dan
menceritakan apa yang ada dalam mimpinya semalam lantas, memerintahkan anaknya
agar menggali kuburan di tengah-tengah perkuburan umum dan menguburkannya.
Si anak kemudian melaksanakan perintah dari ibunya. Ketika
ibunya sudah turun ke liang kubur, ia berdo’a: “Wahai Tuhanku, aku telah melakukan kewajibanku melaksanakan nadzarku,
maka lindungilah aku di dalam kubur dari segala mara bahaya.
Selesai berdo’a, anaknya menutup
kuburan itu dengan tanah kemudian pulang.
Di dalam kuburan, perempuan itu melihat cahaya memancar dari
atas kepalanya. Setelah dilihat, ternyata ada lubang seperti jendela.
Diintipnya lubang tersebut, alangkah terkejutnya ia melihat ada taman besar, di
dalamnya ada dua orang perempuan yang sedang duduk.
Keduanya memanggil-manggil: “Wahai,
Perempuan! Keluarlah dari tempatmu dan bergabunglah dengan kami”. Tiba-tiba lubang itu menjadi lebar sehingga ia pun
menyusul mereka berdua.
Ia mengucapkan salam kepada mereka berdua, akan tetapi
mereka tidak menjawab salam. ” Kenapa kalian berdua
tidak menjawab salamku?”.
Kedua perempuan tersebut menjawab: “Mengucapkan
salam adalah sebagian dari ibadah, dan kami sudah tidak dapat melakukannya”.
Saat mereka sedang duduk di tepi telaga sambil asik ngobrol,
tiba-tiba ada seekor burung hinggap di kepala salah satu perempuan lalu
mengipasinya dengan kedua sayapnya. Burung lainnya hinggap di kepala perempuan
kedua lalu melukai kepalanya dengan paruhnya.
Lalu, ia bertanya kepada perempuan pertama: “Sebab apa engkau memperoleh kemuliaan dan kenikmatan ini?”.
Perempuan pertama menjawab: “Semasa
di dunia, aku selalu patuh dan taat kepada suamiku, sehingga Allah SWT
memberikan kemuliaan padaku”.
Lalu ia pun bertanya kepada perempuan kedua: ” Sebab apa engkau mendapatkan siksaan pedih seperti ini?”.
Perempuan kedua menjawab: “ketika
hidup di dunia aku tekun beribadah, namun aku durhaka kepada suamiku, sehingga
Allah SWT memberikan siksaan pedih seperti yang engkau lihat”.
Suamiku tidak meridla’iku sampai meninggal dunia hingga
saat ini. Oleh karenanya, jika engkau telah kembali ke dunia lagi, maka
sampaikanlah minta maafku kepada suamiku, barang kali suamiku berkenan
memaafkanku dan meridla’iku.
Setelah tujuh hari lewat, dua perempuan itu berkata: “Berdirilah dan masuklah di kuburanmu! Karena anakmu sudah
datang menjemputmu”.
Ketika ia memasuki kuburannya, anaknya sudah selesai
menggali kuburnya. Kemudian mengeluarkannya dari dalam kuburan dan membawanya
pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, berita tersebar luas bahwa dirinya
masih hidup dan berhasil memenuhi nadzarnya. Banyak tetangga
berbondong-bondong dan ingin mendengarkan pengalamannya. tanpa disadari ia
melihat suami perempuan yang mendapat siaksaan di alam kubur dan menceritakan
apa yang dialami istrinya.
Perempuan itu memintakan maaf dan ridlo kepada suami
perempuan tersebut. Setelah mendengarkan ceritanya, suaminya mau memaafkan dan
meridla’i mendiang istrinya.
Malam harinya, ia bermimpi bertemu dengan perempuan tersebut.
Ia berkata: “Aku sekarang sudah terbebas dari siksaan
sebab pertolonganmu. Mudah-mudahan Allah SWT membalasmu dengan kebaikan dan
mengampunimu dari segala kesalahan.
Kisah ini terdapat dalam buku 101 Cerita Penegak Iman
Peluhur Budi karya KH. Moch. Djamaluddin Ahmad (Pengasuh pondok pesantren
Tambakberas) Jombang, Jawa timur terbitan Pustaka Al-Muhibbin.