Dikarenakan kurang perawatan, menjadikan sebagian besar
sungai di Indonesia menimbulkan bau busuk dan tidak elok untuk dipandang. Padahal
kalau masyarakat dan pemerintah bisa bekerjasama dalam memperbaiki lingkungan,
menjadikan pemandangan bisa lebih baik.
Seperti yang terjadi pada sungai di Klaten berikut, dimana
sebelumnya menjadi salah satu sungai kotor dan tak terawat sama sekali. Dan setelah
dilakukan pembenahan, kini seolah menjadi kolam ikan yang begitu terawat.
Sebuah sungai di Klaten tadinya kotor. Kini sungai tersebut
jadi tempat wisata gratis yang indah.
Sungai Gejigan di Dusun Pusur, Desa Karanglo, Kecamatan
Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, yang dulunya hanya untuk saluran air, kini
disulap menjadi penuh ikan warna -warni. Sungai yang dulunya kotor itu berubah
jadi destinasi wisata Water Gong yang Instagramable di Klaten.
"Awalnya sungai ini kotor, sekitar lima tahun lalu dan
saya bersihkan. Dulunya sungai biasa yang banyak sampah," ungkap Margono
Bagong, kreator obyek wisata water gong pada detikcom di lokasi, Minggu
(25/10/2020) siang.
Bagong menceritakan ide awal itu dimulai lima tahun silam.
Saat itu dirinya risau melihat sungai kotor hanya berfungsi menjadi saluran air
dari Umbul Kapilaler, lalu muncul ide.
"Kemudian ada ide mengubahnya menjadi wisata mandi
anak-anak, begitu ramai saya tidak cocok dan saya tutup. Kalau saya tutup
khawatir bisa rusak lalu saya beri ikan," jelas Bagong.
Menurut Bagong tidak ada ide awal menyulap sungai itu karena
dirinya memang hobi bersih- bersih sungai. Melihat sungai menganggur dirinya
menebar ikan di sungai itu setahun lalu.
"Setahun lalu saya beri ikan. Ikan jenisnya nila dan
sekarang jumlah ikanya sudah sekitar 20 ton," kata Bagong.
Kini setelah ramai, Bagong mengaku tidak memiliki keinginan
untuk mengembangkan lebih jauh untuk mencari keuntungan. Dirinya tidak memiliki
rencana apapun, kecuali memberi wisata gratis.
"Tidak. Tidak ada rencana pengembangan apapun, ini pun
gratis biarin semua orang senang," ujar Bagong.
Bagong hanya berharap apa yang diperbuatnya ditiru orang
lain dalam memperlakukan sungai. Sungai itu memang seharusnya bersih.
"Harapannya sungai itu bisa bersih semua. Ini bukan
soal ikanya tapi mainset sungai yang bersih itulah yang harus ditanamkan,"
sambung Bagong.
Edi Sutopo, warga dari Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum,
Klaten mengatakan destinasi itu menarik. Sebab di tengah pandemi COVID saat
ini, ribuan ikan itu bisa menambah imun masyarakat.
"Dalam rangka pandemi COVID, apa yang dilakukan pak
Bagong ini bisa menambah kuat imun masyarakat. Ini satu-satunya wisata
gratis," jelas Edi pada detikcom di lokasi.
Menurut Edi, ide dari objek wisata Water Gong ini sudah
diadopsi di daerahnya. Di desanya juga banyak sungai dengan air jernih.
"Di desa saya ini ditiru. Sekarang di desa saya di tepi
- tepi sungai sudah dibuat seperti ini ( water gong)," terang Edi.
Pengunjung lain, Putri mengatakan water gong memiliki sisi
menarik. Sebab suasana sungai masih asli.
"Aliran sungainya asli tapi bisa diubah jadi begini
menarik. Betah rasanya di sini dengar suara air dan melihat ikan begitu
banyak," ungkap Putri pada detikcom di lokasi.
Sungai Gejigan berdasarkan pantauan detikcom sebenarnya
sungai biasa. Panjang yang digunakan untuk objek wisata hanya sekitar 100
meter.
Alur sungai berada di kedalaman sekitar enam meter dari
permukaan tanah. Di sisi kanan adalah lahan padi yang hijau dan di sisi kiri
jalan kampung.
Di kanan kiri alur sungai ditumbuhi beberapa pohon trembesi
dan beringin besar. Arus air dari Mata Air Kapilaler sangat deras sehingga
ribuan ikan bisa berenang bebas.
Untuk mencegah ikan agar tak hanyut, dipasang sekat kawat di
bagian tengah dan hilir. Di kanan kiri tebing sungai disediakan set meja kursi
dan di atasnya ada warung kuliner ikan.
Di bawah warung, satu petak sungai disisakan untuk spot ikan
koi. Warna warni ikan koi berbagai ukuran tampak seperti lukisan di beningnya
air.