Selama pandemi kemarin memang para pelajar diwajibkan untuk tetap
aktif dalam belajar, dimana ini dilakukan secara daring. Namun ternyata
aktivitas yang dianggap bisa berjalan dengan mudah dan lancar ini banyak
dikeluhkan oleh masyarakat, terlebih bagi para pelajar yang susah sinyal.
Tidak hanya kesulitan dalam mengikuti setiap pelajaran
dengan baik saja, melainkan mereka juga akan dibuat semakin berat ketika sang
guru memberikan tugas secara terus-menerus selama proses pembelajaran tersebut.
Tidak hanya dari satu mata pelajaran saja, beda guru tentunya
beda tugas yang diberikan. Sedangkan dari segi pelajar, semuanya sama dan
diterima oleh mereka. Tentu ini terasa berat pula, tidak menutup kemungkinan kejadian
seperti ini tercipta.
Diduga stres karena tugas Sekolah, seorang siswi SMA di
Gowa, Sulawesi Selatan nekat bunuh diri.
Siswi itu ditemukan tewas dengan dugaan telah menenggak
cairan racun.
Korban juga sempat merekam aksi nekatnya dengan ponsel
miliknya setelah penyelidikan dilakukan pihak polisi.
Korban yang berinisial MI (16) merekam saat-saat terakhir
dirinya dalam video berdurasi 32 detik yang telah diamankan polisi.
Sementara itu, siswi pelajar kelas 2 SMA tersebut ditemukan
terbujur kaku di bawah tempat tidurnya pada Sabtu, (17/10/2020) 08.30 Wita,
oleh sang adik, IR (8).
"Korban ditemukan pertama kali oleh adiknya sebab saat
kejadian seluruh anggota keluarganya tengah berkebun"
kata Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Jufri Natsir saat
dikonfirmasi Kompas.com.
Diduga karena Stres Tugas Daring
Usai melihat korban, sang adik segera memanggil kedua
orangtuanya yang tengah bekerja di kebun.
Pihak kepolisian pun segera datang dan mengamankan barang
bukti berupa cangkir teh berisi cairan biru
serta kemasan racun rumput tak jauh dari jasad korban dan
telepon seluler milik korban.
Dari hasil penyelidikan, polisi menemukan dugaan bahwa MI
nekat mengakhiri hidupnya
lantaran depresi dengan beban tugas daring dari sekolahnya.
Selain itu, jaringan internet di kampung korban diketahui
masih sulit untuk diakses.
"Penyebab korban bunuh diri akibat depresi dengan
banyaknya tugas-tugas daring dari sekolahnya
di mana korban sering mengeluh kepada rekan-rekan sekolahnya
atas sulitnya akses internet di kediamannya
yang menyebabkan tugas-tugas daringnya menumpuk" kata
Jufri Natsir.
Sementara itu, pihak keluarga menolak untuk dilakukan
otopsi. Jasad korban pun segera dimakamkan di TPU setempat.