Setiap rumah tangga yang dibangun akan dibentuk dan
dipertahankan dengan baik, ini bertujuan agar mereka bisa menjaga hubungan
tersebut hingga maut memisahkan. Akan tetapi apa daya, dimana semakin sering
bersama, makin seseorang mengetahui sifat asli dan kejelekan dari pasangan.
Bahkan tidak jarang mereka memutuskan untuk berpisah dari
masing-masing pasangannya, dikarenakan sudah tidak kuat dengan kondisi dan
tekanan yang terjadi dalam keluarganya.
Perceraian sering kali dianggap sebagai kegagalan dalam
rumah tangga. Tapi tidak bagi Aira, seorang wanita asal Malaysia.
Alih-alih bersedih, Aira justru merayakan perpisahannya dari
suami. Perayaan pun dihadiri beberapa teman dan dibuat seperti sebuah pesta
bridal shower.
Momen perayaan perceraian wanita yang berprofesi sebagai
guru Bahasa Inggris itu diunggahnya di Twitter dan jadi viral. Menampilkan tiga
foto yang memperlihatkan keceriaannya setelah cerai, netizen memberi semangat
pada Aira, yang berhasil lolos dari suami abusive.
"Perceraian selalu dilihat sebagai sesuatu yang buruk.
Tapi tidak begitu ketika kamu akhirnya bisa bebas dari penyiksaan," tulis
Aira dalam bahasa Inggris.
Dia menambahkan, "Jadi inilah saya yang sedang
merayakan kebebasan. Terima kasih teman-teman."
Aira mengaku tidak menyangka mendapat dukungan netizen
setelah mem-posting foto dan ceritanya di Twitter pada 16 September 2020 lalu.
Kepada World of Buzz, wanita 27 tahun ini mengatakan bahwa teman-temannya lah
yang berinisiatif menggelar pesta teh untuk merayakan perceraiannya.
Pesta perceraian itu dilakukan setelah masa iddah berakhir.
Sebelum setuju mengadakan pesta, Aira sempat berkonsultasi pada terapisnya dan
dia setuju kalau cara itu bisa dilakukan untuk mengatasi trauma, akibat
perilaku kekerasan oleh mantan suaminya.
Aira bercerita selama menikah, dia selalu mendapat perlakuan
buruk dan kekerasan secara emosional dari mantan suami. Padahal saat masih
berpacaran, pria tersebut tahu bahwa Aria menderita gangguan kecemasan, dan
rentang mengalami depresi apabila jiwanya selalu tertekan.
Setelah menikah Aira baru tahu kalau suaminya juga ternyata
bermasalah dengan anger management, atau tidak bisa mengendalikan amarah.
Alhasil kesehatan mental Aira menurun hingga dia menderita trauma dan harus
rutin pergi ke psikiater.
"Saya harus kembali menjalani pengobatan dan terapi dua
kali sebulan akibat perlakuan dia pada saya. Saya juga didiagnosa Bipolar tipe
2 pada Januari lalu," tutur Aira, seperti dikutip dari World of Buzz.
Mantan suaminya saat itu tidak memperbolehkan Aira
mengadukan perangai kasarnya kepada siapapun. Pernah suatu ketika dia
mengungkap keinginannya bunuh diri dan perlakuan buruk suaminya pada seseorang.
Ketika tahu, dia langsung marah besar, dan sejak saat itu Aira memilih diam
karena takut.
Pertengkaran demi pertengkaran terus terjadi. Hingga
akhirnya mantan suaminya meminta cerai terlebih dahulu dengan alasan dia tidak
bisa menoleransi lagi gangguan mental Aira. Bahkan menolak untuk datang ke
konseling pernikahan.
Dicerai suami, Aira justru lega. Dia merasa beban berat yang
selama ini dipikulnya terasa terangkat dari pundaknya. Dua bulan Pascacerai
kesehatan mental Aira berangsur-angsur membaik dan dia akhirnya bisa berhenti
menenggak obat karena diagnosa dokter menyatakan dirinya sudah sehat.
Setelah cerai dia belum terpikir untuk menikah lagi. Aira
pun berpesan agar para wanita harus mencintai diri sendiri terlebih dahulu.
"Tolong cintai dirimu sendiri dan ketahuilah bahwa kamu
berharga," pungkasnya.