Untuk hidup di suatu wilayah memang harus bisa menyesuaikan diri
dengan kondisi sekitar, dapat mengerti antar tetangga dan mempertahankan
hubungan baik terhadap mereka. Walaupun begitu, terkadang beberapa kalangan
masih mengucilkan orang tertentu karena beberapa alasan.
Bahkan ketika maut menjemput sekalipun, tetangga sekitar
tidak akan datang membantu proses pemakamannya atau campur tangan dalam segala
urusan. Mungkin nasib itulah yang terjadi pada anak berikut, dimana harus mengurus
pemakaman ayahnya sendirian.
Nasib malang dialami anak laki-laki ini. Dikucilkan warga,
ia harus memakamkan ayahnya sendirian tanpa bantuan. Hanya dengan sepeda butut,
anak remaja ini mengantar sang ayah ke peristirahatan terakhirnya.
Bahkan untuk membawa jenazah ayahnya, anak laki-laki ini
harus membungkusnya dengan sebuah karung. Bukan tanpa alasan, rupanya seluruh
warga desa memang sengaja mengucilkan keluarga anak ini.
Untuk itulah tak ada satu pun warga yang desa membantu
pemakaman ayah dari remaja laki-laki tersebut. Jangankan membantu pemakaman,
datang melayat pun enggan dilakukan oleh warga sekitar.
Melansir dari Indian Today, peristiwa itu terjadi di Desa
Lankabahal, Distrik Bolangir, Odisha, India. Rupanya di wilayah itu masih
mementingkan kelas sosial satu sama lain. Parahnya, keluarga remaja itu memang
diketahui berasal dari kasta rendah. Karena itulah tidak ada penduduk desa yang
datang untuk membantunya.
Pria itu memasukkan jenazah ayahnya ke dalam karung, dan
kemudian mengikatnya di sisi belakang sepeda.
Penduduk desa mengakui mereka memang tak mau membantu pria
itu membawa jenazah, karena dia berasal dari kasta yang lebih rendah. Orang
yang meninggal tersebut diidentifikasi bernama Akhaya Patra.
Video anak membawa ayahnya menggunakan sepeda telah viral di
media sosial India. Istri dari almarhum mengatakan kepada India Today bahwa
tidak ada yang datang untuk membantu karena mereka yang termasuk dalam kasta
rendah.
“Tidak ada yang datang untuk upacara
terakhir suamiku. Anak dan saudara ipar membawa jenazah ayahnya dengan sepeda
dan melakukan upacara terakhir, ” katanya.
Pegawai layanan di Distrik Bolangir, Arindam Dakua,
mengatakan bahwa keluaga itu belum meminta bantuan dari kantor administrasi
setempat.
“Mungkin dia belum meminta bantuan
siapa pun dari administrasi, bahkan BDO tidak mengetahui kejadian tersebut.
Mereka jelas diinstruksikan untuk membantu di bawah Harischandra Sahayata
Yojana. Namun, dia akan mendapatkan bantuan keuangan," katanya.
Khusus untuk Pemerintah Odisha, pada tahun 2013 telah
meluncurkan Harischandra Sahayata Yojana yang berfungsi untuk membantu keluarga
miskin secara finansial dalam melaksanakan ritual terakhir kerabat yang telah
meninggal.
Pada 23 Februari 2020 lalu, Ketua Menteri Odisha, Naveen Patnaik mengatakan sebanyak 79.578 keluarga telah menerima sekitar 17,63 crore Rupe (Rp 35 miliar) sebagai bantuan di bawah Harischandra Sahayata Yojana pada tahun anggaran 2019-2020.