Ketika umur sudah lanjut usia, memang waktunya untuk beristirahat dan menikmati sisa kehidupannya dengan sesuatu yang menyenangkan. Akan tetapi beberapa momen memaksa seseorang untuk tetap bekerja keras, bahkan dalam kondisi tubuh yang sudah tidak cukup memungkinkan sekalipun.
Seperti kakek berikut misalnya, dimana untuk keperluan
berobat sang istri, dengan kondisinya yang sudah tidak bugar lagi namun kakek
ini tetap berjualan demi mendapatkan biaya tersebut.
Kisah seorang kakek berjualan martabak keliling dengan
kondisi memprihatinkan viral di media sosial.
Meski sudah memasuki usia senja dan badan tak tegap lagi, ia
harus tetap berjualan untuk menghidupi dirinya dan sang istri.
Kisah tersebut pertama kali dibagikan oleh akun Facebook
Novi Handayani, Senin (24/8/2020), yang kemudian diunggah ulang oleh beberapa
akun di Instagram.
Dari keterangan dalam unggahannya, Novi mengatakan, kakek
tersebut biasa berdagang di Kawasan Tembung, Medan, Sumatera Utara.
Lelaki renta itu terpaksa tetap berjualan martabak telur,
meski raganya sudah tak sanggup berjalan jauh mendorong gerobaknya.
Menurut Novi, kakek tersebut baru saja terserang stroke
ringan yang membuatnya terpaksa berhenti berdagang selama dua bulan.
"Bahkan pas ketika saya beli dia gak sanggup berdiri
tuk membalikkan telur dadarnya dan minta saya mengambil kursi yg selalu
digantung digrobaknya," tulis Novi.
Kini, kakek tersebut harus kembali berdagang dengan kondisi
fisiknya yang sudah lemah untuk biaya berobat istrinya yang juga sedang sakit.
Kepada Novi, kakek tersebut mengatakan, bahwa dirinya hanya
hidup berdua dengan istrinya dan tidak memiliki anak.
"Kalau saya tidak jualan gimana saya dan nenek yg lg
sakit dirmh makan, kakek udah 2 bulan gak jualan karna sakit stroke ringan,"
tulis Novi menirukan ucapan kakek tersebut.
Novi menjelaskan, sebenarnya sang kakek sudah berusaha
mencari orang lain untuk melanjutkan usahanya.
Sayangnya, meski sang kakek sudah menawarkan gaji, tak
seorangpun yang mau membantunya.
"Ketika dia sakit selama 2 bulan gak ada yg mau
disuruh tuk jualan Martabaknya walau pun digaji, jd mau gak mau dlm keadaan
kakek yg seperti ini harus berjualan untuk menyambung hidup sama nenek,"
tulisnya.
Saat dikonfirmasi, Novi mengatakan kakek tersebut barnama
Muktar berusia 80 tahun.
Novi menyebut, Kakek Muktar mulai berjualan pukul 11.00 WIB
dan baru pulang setelah dagangannya habis.
Ia mengatakan, kondisi istri Kakek Muktar sudah lumpuh sejak
sekira empat tahun yang lalu.
Sehingga, kakek Muktar harus tetap berjualan untuk memenuhi
kebutuhannya dan untuk berobat istrinya.
Menurut Novi, untuk membantu mengurus sang istri, Kakek
Muktar meminta bantuan adik dari istrinya.
"Kakek hanya tinggal berdua sama si nenek saja dan
untuk saat ini ada adek dari si nenek yang bantu mengurus, digaji Rp 30
ribu."
"Karena kondisi kakek yang gak bisa lagi mengurus nenek
karena keadaan kakek yang juga sakit," ungkap Novi saat dihubungi Tribunnews.com,
Jumat (28/8/2020).
Novi menuturkan, selain untuk memenuhi kebutuhan dan untuk
berobat istrinya, penghasilan dari berdagang martabak juga dipakai kakek untuk
menggaji orang yang mengurus istrinya.
Ia pun menjelaskan, bahwa kondisi Kakek Muktar sebenarnya
sangat lemah.
Bahkan, untuk berjalan saja Kakek Muktar kesulitan hingga
sering jatuh dijalan dan ditolong warga sekitar.
"Kalau kita lihat dia sudah tidak sanggup tuk berjalan
jauh, untuk berjalan sendiri aja dia kesulitan."
"Apalagi sambil mendorong gerobaknya, makanya terkadang
dia sering jatuh di jalan dan ditolong masyarakat," ujar Novi.
Novi mengatakan, pada Kamis (27/8/2020) malam dirinya sempat
mengujungi kediaman Kakek Muktar.
Di sana ia melihat kondisi istri Kakek Muktar serta
memerikan sembako untuk kakek dan istrinya.
Menurut perempuan berusia 34 tahun itu, saat dirinya
berkunjung ke rumah kakek sudah ada beberapa orang yang datang untuk memberikan
bantuan.
"Saya tanya apakah sudah dapat bantuan, nenek jawab ada
datang orang-orang memberi ke kakek." ujarnya.
Dari kisah Kakek Muktar, Novi berharap, banyak orang yang
bisa mengambil pelajaran, bahwa hidup harus diperjuangan.
"Lihat dari gambaran kakek yang walau dalam keadaan
setua renta itu, ia tetap mau berjualan tuk mencari rezeki demi istrinya di
rumah tanpa meminta belas kasihan dari orang," tandasnya.