
Kalau di Indonesia sih memang penggunaan sabun saat mandi seperti menjadi kebutuhan wajib setiap orang. Dan beberapa kalangan memang ada yang melewatkan ini, karena beberapa alasan.
Ternyata itu juga diterapkan oleh salah seorang Dokter asal AS, yang mandinya tak pernah pakai sabun.
Sabun mungkin sudah menjadi bagian penting bagi kita setiap mau mandi atau membersihkan diri.
Bagi James Hamblin, dokter sekaligus dosen dan penulis asal Amerika Serikat (AS), sabun telah dicoret dari daftar belanja sejak lima tahun lalu.
Kebiasaan untuk tidak memakai sabun saat mandi membuat dirinya menjadi buah bibir di AS dan dunia internasional.
Kendati kebanyakan orang berpikir itu 'menjijikan', James sendiri mengaku merasakan banyak keuntungan dengan menghindari sabun ketika mandi.
Sebagaimana dikabarkan Pikiran-Rakyat.com, eksim di kulitnya perlahan menghilang dan ia pun tidak bau badan seperti yang diduga banyak orang.
Langkah ekstrem James seiring dengan berkembangnya ilmu mikrobioma, yakni soal mikroba di tubuh manusia yang seringkali mati gegara sabun.
Makhluk-makhluk super kecil itu hidup dengan memakan minyak yang keluar dari permukaan kulit dan dinilai menguntungkan bagi manusia.
Inilah yang menjadi alasan James untuk perlahan mengubah kebiasaan mandinya dan tak lagi memakai sabun.
Mungkin netizen yang 'merasa tidak bersih ketika mandi tanpa sabun' akan condong memaki kebiasaan anehnya tersebut.
Namun, James ternyata mendapatkan respon sebaliknya dari sejumlah netizen via surat elektronik (surel).
"Orang-orang telah menulis pada saya tentang kebiasaan mandi mereka selama setahun ini," mulainya di Twitter.
"Ini membuat saya berpikir banyak orang yang ternyata tak pakai sabun, mereka khawatir dianggap aneh atau jorok jika bilang-bilang. Jadi, mereka kirim surel pada saya, kadang dituturkan dengan rinci," lanjut James.
Satu di antaranya mengaku telah 25 tahun tak memakai sabun kala mandi dan mendapati tubuhnya malah lebih nyaman.
Kulitnya yang biasa kering tak lagi seperti itu, bau badannya yang biasa mengganggu pun hilang dengan segera.
Yang lainnya sudah tidak pakai sabun sejak 1971 dan kulitnya tetap sehat. Ia pun hanya menyampo rambutnya empat kali dalam setahun.
James memang dikenal selalu mempromosikan kehidupan tanpa sabun dan perawatan-perawatan kulit yang berlebihan.
Sebagaimana sejumlah gerakan naturalis, ia menganggap tubuh kita punya mekanisme tersendiri untuk menjaga kelembaban dan kesehatannya.
Obsesi akan kebersihan lewat sabun dan berbagai perawatan dianggap mengganggu mikrobioma pada kulit sehingga merusak sistem imunitas tubuh serta menimbulkan penyakit kulit
James yang menjadi penulis sekaligus jurnalis untuk majalah The Atlantic belum lama ini menuangkan pemikirannya soal sabun dan kebersihan dalam sebuah buku berjudul 'Clean'.
Kendati demikian, ia tetap menekankan penggunaan sabun untuk mencuci tangan agar terjaga dari Covid-19 dan patogen lain.