
Memiliki rumah sekarang ini seolah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap orang, seenggaknya bisa digunakan untuk tinggal dan melindungi diri dari hujan dan ancaman dari luar lainnya.
Akan tetapi masih cukup banyak orang di luar sana dengan tempat tinggal yang jauh dari kata layak, bahkan ada yang rela jadi satu bersama hewan. Seperti wanita ini misalnya yang rela tinggal bersama bebek.
Seorang wanita di Desa Kubangsari, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Niti (52) bertahun-tahun hidup di dalam kandang unggas. Wanita ini juga mengidap penyakit di bagian perut hingga membesar layaknya orang hamil tua dan sulit bergerak.
Kandang unggas berupa bebek, ayam dan angsa yang ditinggali Niti berada di samping rumah saudaranya. Tempat tidur Niti berada dalam kandang berukuran 5x3 meter. Di dalam kandang ini, terdapat sebuah dipan kayu yang dijadikan tempat tinggal sehari-hari.
Di atas dipan, tergantung sebuah ceting untuk menyimpan makanan dan lauknya. Niti sengaja menyimpan makanannya dengan cara digantung agar tidak dimakan unggas.
Karena berada dalam kandang, tidak mengherankan dipan Niti ini banyak ditemukan kotoran unggas. Selain itu, aroma kotoran ini juga membuat tidak nyaman.
Kandang tempat tinggal Niti ini berada di sebelah rumah keluarga Curi (50) yang masih satu keluarga. Keluarga Curi mengaku tidak bisa memberikan tempat yang layak lantaran tidak memiliki kamar cukup. Di rumah ini hanya ada dua kamar yang dipakai untuk anak dan orang tua.
"Di rumah ini kan hanya ada dua kamar. Satu buat saya sama suami dan satu lagi untuk anak-anak," ujar Curi ditemui di rumahnya, Senin (6/7/2020).
Curi meneruskan, meski tidak bisa memberikan tempat tinggal yang layak, namun keluarganya setiap hari memberikan makan buat Niti. Selain dari keluarga, Niti juga sering diberi makanan dari para tetangga.
Keluarga Curi mengaku iba melihat kondisi Niti. Sepupunya itu juga mengidap penyakit di bagian perutnya hingga membesar seperti orang hamil tua.
"Penyakitnya itu sudah hampir delapan tahun diderita. Dulu pernah berobat ke dokter tapi tidak sembuh sembuh. Akhirnya dibiarkan sampai sekarang," sambung Curi.

Niti saat ditemui mengatakan, dirinya pindah dari Kubangwungu setelah ayahnya meninggal dunia. Dia lupa tahunnya, namun sejak saat itu, Niti memilih menumpang di rumah Curi, kerabat yang dimilikinya.
"Tidur di sini sama bebek, ayam, angsa. Dulunya ikut bapak, tapi setelah meninggal dunia ikut di sini," terang Niti.
Soal penyakit perutnya itu, Niti mengaku kian hari kian membesar. Kondisi perut yang buncit ini membuat Niti tidak leluasa bergerak.
Sehari-hari, Niti menghabiskan waktu dengan berbaring dan mengurus unggas milik Curi. Tidak banyak aktivitas yang dilakukan wanita ini dengan kondisi perut membesar.
Diwawancara terpisah, Kades Kubangsari, Siswo mengatakan, secara administratif Niti bukanlah warganya karena masih tercatat sebagai warga Kubangwungu. Dia berstatus menumpang di rumah kerabat dekat yang ada di Desa Kubangsari.
"Dia sebenarnya bukan warga kami. Di sini hanya numpang hidup. Tapi meski begitu, warga desa banyak yang peduli memberikan makanan buat Niti," ungkap Kades.
Siswo berjanji akan mencarikan solusi terbaik, termasuk dalam pengobatan penyakitnya itu.