6J2ltANIvHg90BMqkYINyuFLQgimMLFexOSJZtDW

Jika Anda Pekerja Keras Bacalah Betapa Menakjubkan Keikhlasan Bapak Satu Ini


Hidup di dunia ini memang banyak sekali rintangannya, dalam bidang apapun. Akan tetapi orang memiliki pandangannya masing-masing terhadap masalah seperti ini, dan kesabaran menjadi salah satu kunci utama untuk melewati segala rintangan. Seperti yang ada dalam kisah pendek berikut, dimana kalian bisa mengambil hikmah dari suatu hal yang dilakukan oleh bapak ini.

Setiap orang tentu senantiasa mendambakan pekerjaan yang baik, dan halal untuk hidupnya maupun hidup keluarganya, tidak hanya itu pekerjaan yang kita jalankan juga tentu berharap Ridho dari Allah SWT. Sebab kerja yang mendatangkan pahala adalah pekerjaaan yang mendatangkan berkah bagi para pelakunya.

Dengan kerja berkah sudah tentu hasil yang kita dapatkan pun akan mendapatkan keberkahan, lantas apa yang bisa kita penuhi demi tercapainya keberkahan atas pekerjaan? Di mulai dengan menanam kualitas Tauhid kepada Allah, hanya Allah saja tempat kita bersandar dan memohon pertolongan. Sebagaimana pula dengan bekerja jangan mengharap dari manusia.

Sebagimana kisah pria hebat berikut ini, beliau meski masih mengalir dana pensiunannya dari pemerintah, tetap saja semangatnya bekerja begitu besar dengan sebuah perinsip, apa prinsipnya? Mari kita simak saja lanjuan kisah selengkapnya.


Yusuf Supriyatna sudah berusia uzur, 72 tahun. Lazimnya pria seusia itu selalu menghabiskan waktu bersama Keluarga di rumah dan menikmati hari tua dengan kegiatan ringan. Tetapi, bagi Yusuf hal itu tidak berlaku. Meski sudah uzur, ia tetap mencari nafkah sebagai sopir angkot.

Meirna bertemu Yusuf saat ia bepergian di pagi hari menggunakan angkot, angkot itu dikemudikan Yusuf. Saat itu, ia melihat seseorang menghampiri angkot dan memasukkan air kemasan. Dan Yusuf dengan sabar tetap membayar dengan sejumlah uang sesuai harga dari air kemasan itu. Yusuf memasukkan air itu ke dashboard. Ia memilih untuk tidak menyentuh air itu.

"Air ini enggak saya minum, Neng. Haram. Kenapa haram? karena bukan dari hasil jual beli atas kesepakatan, tapi pemaksaan. Filosopi jual beli adalah si pembeli membutuhkan, dan penjual memiliki barang yang kita butuhkan. Ini, saya tidak butuh, karena saya bawa minum dari rumah. Ini namanya jual paksa”.

Tapi, ya, bapak mah ikhlas aja, karena rejeki bapak sudah diatur oleh Allah. Tidak akan berkurang karena itu,"kata Yusuf. Beberapa saat kemudian, angkot tersebut berhenti tidak jauh dari perempatan Pondok Kelapa. Seorang anak turun dari angkot itu dan memberikan beberapa keping uang Yusuf menerima uang itu. Jumlah uang itu masih kurang dari ongkos yang telah ditetapkan. Tapi Yusuf tidak menagih sisa ongkos yang belum dibayar.

Hal itu membuat Meirna jengkel kepada si anak. " Dasar anak-anak, dimaklumi ya pak,"katanya kepada Yusuf. Yusuf malah membalas dengan jawaban mengejutkan. Ia justru mengingatkan kesalahan itu tidak layak ditimpakan ke anak tadi. "Anak itu enggak salah, Neng. Namanya anak-anak, tergantung ajaran orang tuanya. Nggak apa-apa, kan rezeki bapak mah sudah diatur oleh Allah,"  kata dia.

Terlibat perbincangan antara Yusuf dengan Meirna. Wanita itu bertanya mengapa Yusuf masih mau mengemudikan angkot di usia senjanya. Yusuf kemudian menunjukkan identitasnya berupa KTP dan kartu Pensiunan TNI Angkatan Darat.

"Alhamdulillaah, selalu dikasih sehat oleh Allah, namanya kerja ngeluarin tenaga pasti fisik mah capek , tapi sepanjang kita ikhlas Insya Allah sehat terus. Namanya ikhtiar kita harus sabar dan ikhlas. Dan yang utamanya adalah harus yakin kepada Allah. Kalau kita tidak yakin, percuma. Pasti yang kita dapat hanya capek, dan jangan lupa berdo'a," katanya. Selain itu, Yusuf memiliki alasan sendiri mengapa masih bekerja meski sebenarnya dia punya dana pensiunan. Baginya, meski mendapat uang pensiun, kewajibannya mencari nafkah tidak lantas hilang. MasyaAllah!


Sahabat, semoga kisah Bapak Yusuf di atas menjadi pemantik di hati kita untuk ikhlas dan bersungguh sungguh dalam bekerja, berharap Ridho Allah agar hasil yang kita dapatkan kemudian melahirkan keberkahan untuk diri sendiri terkhusus keluarga tercinta yang juga turut menikmati hasil dari tetesan keringat kita.

Semoga artikel ini mendatangkan manfaat bagi para pembaca, jangan lupa klik like and share. Salam inspirasi.

Sumber: www.dream.co.id/orbit/kakek-yang-tetap-ikhlas-bekerja-sebagai-sopir-angkot
Related Posts

Related Posts

Post a Comment