
Bukan cuman orang Indonesia saja yang memberikan bantuan terhadap masyarakat lokal, melainkan juga ada beberapa orang luar negeri yang memang meraskan iba ketika melihat anak-anak di Negeri ini. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk lebih berlama bahkan tinggal di Tanah Air demi membantu mereka yang membutuhkan. Salah satunya yakni orang bule asal Belanda berikut.
Nama Chaim Fetter mungkin terdengar asing di telinga sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun nama seorang warga Belanda ini justru terdengar familiar di telinga anak-anak jalanan daerah Lombok, NTB.
Pendiri Yayasan Peduli Anak ini secara sukarela membantu anak jalanan kembali ke tempat yang seharusnya, yakni dunia pendidikan. Bahkan, untuk mencapai harapannya itu ia rela menjual asset terbesarnya yang ada di Belanda. Berikut ulasan selengkapnya seperti yang dirangkum dari kanal YouTube pedulianak.
Lebih dari 10 Tahun di Indonesia

Hidup untuk mewujudkan harapan anak-anak jalanan rupanya merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi pria ini. Bahkan, tinggal di Indonesia selama lebih dari 10 tahun membuatnya kini fasih berbahasa Indonesia.
"Sudah lebih dari 10 tahun. Cukup lama," terangnya.
Melihat Masalah di Lombok Saat Berlibur

Kegelisahannya berawal dari saat ia berlibur ke Lombok. Pada saat itu, dirinya mengaku melihat banyak anak-anak yang terlantar. Namun, saat itu ia tidak bisa membantu banyak seperti saat ini.
"Waktu itu saya banyak melihat anak di jalan yang waktu itu saya tidak bisa bantu," jelasnya.
Iba Lihat Anak Buang Masa Depan
Hatinya pun merasa iba saat melihat keadaan anak jalanan. Kenyataannya, tidak banyak pihak yang melihat dan memperhatikan hal itu sebagai permasalahan serius.
"Saya kasihan lihat mereka. Tidak ada yang membantu. Ya karena saya kasihan lihat mereka yang buang masa depan," tambahnya.
Keluarga Pernah Jadi Diplomat

Berlibur dan kembali ke Indonesia rupanya membuat pria ini merasa di rumah sendiri. Ternyata, beberapa anggota keluarganya merupakan seorang diplomat yang cukup berpengaruh di masa Soekarno menjadi Presiden RI pertama kali.
"Dulu kakek saya adalah seorang diplomat waktu era Soekarno. Jadi saya ke sini seperti kembali ke rumah," ucapnya.
Punya Segalanya Tapi Belum Bahagia

Berlatar belakang keluarga sederhana rupanya membuat Chaim Fetter sukses di usia muda. Meski telah memiliki banyak materi di usia 20-an, namun dirinya mengaku belum menemukan kebahagiaan sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi sukarelawan yang memberi perhatian pada anak jalanan di Lombok.
"Waktu itu saya sudah punya (uang), tapi belum merasa memiliki tujuan hidup," tuturnya.
Jual Perusahaan di Belanda

Usai membulatkan tekad untuk meraih jiwa yang seutuhnya, Chaim Fetter pun akhirnya menjual perusahaannya yang ada di Belanda.
"Maka saya putuskan untuk jual perusahaan di Belanda," jelasnya.
Bangun Sekolah

Usai menjual asetnya dan kembali ke Indonesia, ia lantas memutuskan untuk membangun sebuah fasilitas pendidikan dan rumah bagi anak jalanan dari uangnya sendiri. Kini, Yayasan Peduli Anak telah berkembang dan telah membantu banyak anak jalanan yang hampir tidak mendapatkan haknya.
"Kembali ke Indonesia, beli tanah 1,5 hektar. Buat sekolah, panti, shelter," ucapnya.