6J2ltANIvHg90BMqkYINyuFLQgimMLFexOSJZtDW

Banyak Orang yang Sedih Atas Kematian Kakek Ini, Ternyata Semasa Hidupnya Suka Lakukan Ini


Setiap orang memang diharuskan selalu menebar kebaikan dimana saja dan kapan saja, hal itu tidak lain bertujuan agar di masa mendatang ia mendapatkan balasan yang setimpal, terlebih ketika sudah tiada dimana seseorang sudah tidak bisa lagi melakukan apapun. Seperti kakek ini salah satu contoh yang baik.

Kakek ini dikenal sebagai guru ngaji yang ramah, santun dan bersahaja. Ia dicintai keluarga dan masyarakat. Karena itu, saat meninggal, ia memperlihatkan mimik tersenyum, bau harum dan tubuh yang ringan saat ditandu.

Keluarga Kakek Sofyan dibuat terkejut saat lelaki sepuh itu telah meregang nyawa di ranjang pesakitannya Dengan kondisi yang damai. Lelaki yang meninggal pada 23 Agustus 2012 itu bukan saja menjadi kebanggaan keluarga, tetapi juga lingkungan di sekitarnya mengingat dia sosok baik hati dan gemar berdakwah.

Kakek Sofyan meninggal dunia di hari yang mulia, yaitu bulan Suci Ramadhan. Di saat masyarakat Muslim sibuk dengan puasanya, keluarga Kakek Sofyan sibuk dengan urusan puasa dan kematian Kakek Sofyan. Maka, kesibukan keluarga kakek Sofyan pun berlipat-lipat.

Kepergian Kakek Sofyan, menurut keluarganya, terbilang cepat sekali. Meski sedang sakit, tapi saat itu tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan meninggal dunia.

Pasalnya, sebelum meninggal, kakek Sofyan sempat minta baju yang dikenakannya diganti dan juga minta dimandikan. Seolah-olah bahwa beliau sudah dalam keadaan sehat walafiat.

Namun, takdir Allah memang tak bisa berubah. Malam itu, sang nenek (istri Kakek Sofyan) yang sedang menemaninya menjerit ketika melihat sang suami tampaknya sudah dalam keadaan sakaratul maut. Sehingga orang yang ada di ruang tamu seperti anak-anak dan cucunya bergegas masuk kamar menemui sang kakek. Betul saja, Kakek Sofyan tampaknya sedang berada pada titik terakhir kehidupannya.

Oleh salah seorang keluarganya, Kakek Sofyan pun dibimbing membaca dua kalimat syahadat. Akhirnya, setelah bacaan syahadat itu selesai, berakhir pula hidup Kakek Sofyan di dunia ini. Keluarga sedih dan menangis, tapi juga bahagia karena Kakek Sofyan meninggal di penghujung bacaan syahadat.

BANYAK YANG SEDIH ATAS KEPERGIAAN KAKEK SOFYAN

Sejak berita meninggalnya Kakek Sofyan terdengar, banyak tetangga yang datang ingin bertakziah pada malam itu juga. Sebagian ada yang mengaji Yasin, dan sebagian lagi membaca doa-doa, Malam itu, rumah duka benar-benar ramai dan sesak.

Bagi Suci Prihatini, salahs eorang cucu Kakek Sofyan, kepergian sang kakek benar-benar merupakan pukulan yang sangat telak. "Tak kuasa ku menahan tangisan ini. Air mataku seakan terus berderai. Sudah kuikhlaskan, namun rasa kehilanganku memang belum bisa kuterima. Ku teringat terus saat-saat kakekku memberikan senyuman terakhirnya," Ujarnya.

Malam semakin larut. Hembusan angin dingin semakin terasa menusuk setiap kulit dan tulang manusia yang terjaga dari tidurnya. Malam itu, keluarga almarhum yang berpuasa tetap menjalankan sunnah sahurnya. Sebab, puasa adalah kewajiban. Apapun masalah yang dialami keluarga, mereka harus tetap berpuasa. Supaya puasa besok dijalaninya dengan kuat, mereka pun harus sahur.

Pemakaman Kakek Sofyan direncanakan habis Dzuhur. Namun, sejak pagi hari, Rumah duka sudah ramai dengan para takziah. Tubuh sang kakek belum dimandikan. Namun, ada yang aneh dari sosoknya.

"Aku melihat jenazah kakekku yang belum dimandikan itu bersinar dengan senyuman yang terlukis di wajahnya," aku Suci lebih lanjut. Hal ini menambah kebahagiaannya sebagai seorang cucu. Dia yang awalnya phobia atau takut terhadap mayat, justru menjadi hilang saat melihat jenazah sang kakek. "Senyum itu sama seperti saat kakek masih ada. Tidak ada yang berubah, hanya matanya saja yang tertutup rapat," lanjut Suci.

Jam 08.00 jenazah kakek dimandikan. Selesai dimandikan, jenazah kakek lalu dibungkus rapih dengan kain kafan. Namun, sebelum wajah kakek tertutup rapat dengan kain kafan itu, keluarga besarnya mulai dari istri, anak-anak dan cucu-cucunya diperbolehkan untuk mencium sang kakek untuk terakhir kalinya.

Saat itulah, Suci merasakan bau yang sangat sedap. "Kucium dia, jenazahnya begitu harum. Entah aroma itu berasal dari mana! Namun, aku yakin bahwa semerbak wangi itu berasal dari tubuhnya," akunya. Dia pun terus mengucapkan syukur atas kejadian luar biasa ini.

Setelah dikafani, jenazah Kakek Sofyan dibawa ke masjid untuk dishalatkan. Kejadian aneh kembali terjadi. "Kudengar hal yang menakjubkan dari para penggotong mayit bahwa jenazah kakek tak mempunyai berat sama sekali. Jenazahnya begitu ringan," Ujar Suci berbinar-binar.

Kejadian demi kejadian yang menakjubkan ini menambah kekaguman Suci pada kakeknya tersebut. Apa sih sebenarnya yang dilakukan oleh Kakek selama hidupnya sehingga bisa meninggal dalam kondisi demikian? Hingga saat itu, Suci belum mendapatkan jawabannya.

Setelah dishalatkan, jenazah Kakek Sofyan dibawa ke mobil ambulance untuk langsung diantar ke tempat pemakaman. Banyak tetangga, saudara dan kerabat yang ikut mengantarkannya. Bagi Suci, hal ini sangat membahagiakannya. Berarti, sosok sang kakek begitu dihormati sewaktu hidupnya. Meski sedang puasa, tampak tak ada rasa lelah dan capek dari raut wajah sang pengiring. Saat itu, keadaan pun sedang bersahabat atau tidak ada hujan. Mobil ambulance pun melaju dengan lancar, tidak ada halangan berarti di jalan atau macet

Iring-iringan akhirnya sampai di pemakaman. Tidak menunggu lama lagi, jenazah Kakek Sofyan segera dimasukkan ke liang lahad. Usai pemakaman, orang-orang pun kembali ke rumahnya masing-masing, termasuk cucu Kakek Sofyan yang bernama Suci.

Namun, bagi Suci yang tidak tahu persis tentang masa mudanya sang kakek, menjadi penasaran dan ingin tahu lebih jauh tentang kakeknya tersebut. kepada orang tuanya, ia pun minta penjelasan soal kakeknya tersebut.

DIKENAL MERUPAKAN SEORANG GURU NGAJI YANG BERPERILAKU BAIK 

Kepaca Suci, Orang tuanya pun berkisah bahwa pada masa mudanya Kakek Sofyan dikenal sebagai guru ngaji. Ia adalah seorang tokoh agama. Ia juga dikenal sebagai sosok yangr amah dan santun dalam menyampaikan dakwahnya. Banyak para remaja yang menuntut ilmu kepadanya karena kesahajaannya.

Pada saat kakek Sofyan berceramah, ia selalu lakukan dengan ikhlas. Makanan yang disediakan untuknya diberikan kepada jamaah untuk dimakan bersama-sama dengannya. Di mata orang tuanya, ia juga dikenal sebagai anak yang sangat patuh. Apapun yang dilakukannya, semata-mata untuk mendapatkan ridha kedua orangtua.

Bahkan, pada masa mudanya, Kakek Sofyan juga berani menikahi janda Kristiani yang menjadi korban kekejaman suaminya. Setelah dinikahi, janda itu menjadi muslimah yang taat beribadah. Dengan kata lain, Kakek Sofyan adalah kebanggaan keluarga dan masyarakat.

Sumber:
www.akuislam.id
Related Posts

Related Posts

Post a Comment