
Memang sih seharusnya sang suami menjadi tulang punggung keluarga dan sebagai pemimpin yang tangguh, namun dalam beberapa keadaan mungkin hal demikian harus terbalik. Seperti kisah dari pasangan suami istri berikut, dimana karena kondisi suami yang tidak memungkinkan, membuat istri harus memenuhi kebutuhan keluarga.
Tak akan ada yang tahu bagaimana proses kehidupan selanjutnya. Begitulah yang dialami oleh seorang ibu ini. Diceritakan ibu Sugiani merupakan seorang istri dengan 3 orang anak. Kehidupan awal pernikahan semua kebutuhan ditopang oleh suaminya. Namun pada sejak 2012 silam hidupnya berubah. Tanpa tanda apapun suaminya jatuh sakit parah sehingga tak bisa bekerja sama sekali.

Referensi pihak ketiga
Menyadari kebutuhan keluarga banyak termasuk mengisi perut dan pengobatan suami sehingga dia memutuskan menjual roti orang dengan sistem bagi hasil. Si ibu mendapatkan komisi 20% dari penjualan rotinya. Setiap hari 6 tahun lalu ia mulai berjualan roti di stasiun Lenteng Agung Jakarta Selatan dari sebelum terbitnya matahari demi sesuap nasi. Wanita berumur 50 tahunan itu harus melakukan semua ini lantaran ia sekarang adalah tulang punggung keluarga.

Referensi pihak ketiga
Dalam keadaan ekonomi pas-pasan ia harus banting tulang sendirian karena suaminya sudah lebih dari 6 tahun sakit parah dan tidak bisa melakukan aktivitas normal sedang anak-anak mereka sekolah. Sebuah pilihan tak mudah. Bisa saja ia meninggalkan suaminya karena nyatanya ia lah tulang punggung keluarga namun ia ingat bawah dulu suaminya menemani dalam segala kesulitan sehingga ia rela melakukan tanggungjawab suaminya.

Referensi pihak ketiga
Ibu Sugiani kini sudah memiliki pelanggan tetap dan menyewa sebuah ruko dengan membayar Rp 500.000/ bulan karena sebelumnya ia baru mengejar pembeli. Kini Penghasilan mulai lumayan sekitar 70-100 bungkus roti. Jika ramai bisa 200 bungkus roti. Demi memenuhi kebutuhan harian ia bisa berjualan dari jam 4 pagi sampai 10 malam. Diusia tuanya ia hanya mengharapkan ketenangan dan mensyukuri segala nikmat titipan bagi keluarganya. Baginya bisa menutupi kebutuhan sehari-hari saja sudah Alhamdulilah. Sungguh perempuan tangguh yang jadi tauladan bagi keluarga.
Sumber:cerpen.co.id