6J2ltANIvHg90BMqkYINyuFLQgimMLFexOSJZtDW

Entah Apa yang Merasuki Ibu ini Sampai Nekat Mengajak Anak Kandung Behubungan Badan Sampai 3 Kali


Memang sih kasih sayang orang tua pada anak tidak bisa diukur oleh apapun. Akan tetapi sebagai orang tua apalagi seorang ibu, tentu saja harus tetap memberlakukan pembatasan dan pemberian kasih sayang yang sewajarnya terhadap, kalau terlewat semacam ini ya tentu jadi masalah.

Serang ibu harus memberikan tauladan yang baik untuk anak-anaknya. Apalagi menyangkut moral

Namun hal sebalinya dilakukan seorang ibu di Muaraenim yang mau mengajak sang anak yang masih berusia 19 tahun melakukan hubungan intim.

IA (40), warga Kecamatan Lubai Ulu, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan, mengaku sudah tiga kali mengajak anaknya, EP (19), untuk berhubungan intim di rumahnya.

Perbuatan keduanya terbongkar saat polisi menggerebek kediaman mereka terkait kasus narkoba, Selasa (17/3/2020) sekitar pukul 03.35 WIB.

Kepada petugas, IA mengaku perbuatannya spontan ketika mengajak anaknya untuk berhubungan badan. "Yang ngajak untuk berhubungan intim itu saya. Saya tidak tahu sebabnya mungkin pengaruh setan," kata ibu dua anak ini di depan penyidik Satres Narkoba Polres Muaraenim, Selasa (17/3/2020), seperti dikutip SRIPOKU.com.

Ilustrasi video viral di media sosial, adegan "panas" diperankan mirip murid SD berdurasi 1 menit.(HANDOVER)


Kasus Narkoba IA nekat mengajak anaknya berhubungan intim karena sudah satu tahun pisah ranjang dengan suaminya yang pergi bekerja di Bengkulu Utara.

Di hadapan petugas, IA pun mengaku khilaf telah mengajak anak kandungnya berhubungan intim. "Saya khilaf tidak tahu apa yang mendorong saya melakukan itu, saya yang mengajak anak saya berhubungan intim, saya menyesal," katanya dikutip dari Tribunsumsel.com.

Sedangkan EP mengaku menurut saja ketika diajak ibunya untuk melakukan hubungan intim tersebut.

Karena, saat kejadian, dirinya sudah setengah tidak sadar setelah baru selesai mengonsumsi narkoba. "Saya tidak tahu, saya sudah setengah sadar, tahu-tahu digerebek polisi," ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Muaraenim AKBP Donni Eka Syaputra mengatakan, pengakuan kedua tersangka tentang hubungan terlarang itu selalu berubah.

Namun yang pasti, menurut Donni, mereka mengakui akan melakukan hubungan intim.

Sebab, saat digerebek, keduanya tengah bersiap melakukan hubungan intim tersebut.

Perbuatan mereka terbongkar saat polisi menggerebek atas kasus narkoba. Dari keduanya, polisi mengamankan barang bukti berupa tiga paket sabu seberat 8,22 gram dan satu butir ekstasi di rumahnya.

"Tersangka dan barang bukti sudah kita amankan untuk diproses lebih lanjut," kata Donni, dikutip dari TribunSumsel.com.

Kasus Hubungan Sedarah Siswi SMA dengan Adiknya di Pasaman, Ini Kata Pakar Psikologi

Belum lama ini, masyarakat dihebohkan dengan adanya kasus hubungan sedarah yang dilakukan siswi SMA berinisial SHF (18), di Pasaman, Sumatera Barat, dengan adiknya IK (13).

Hubungan itu dilakukan sekitar bulan Juli-Agustus 2019, saat ibu dan kedua saudaranya sedang tidak ada di rumah.

Akibat hubungan terlarang itu, SHF pun hamil dan telah melahirkan. Oleh pelaku bayi tersebut dibuang ke saluran air hingga diketahui warga.

SHF mengaku melakukan hubungan terlarang tanpa mengetahui akibatnya.

Ia diduga berasal dari keluarga yang bermasalah (broken home). Ayah dan ibunya sudah bercerai sehingga SHF hidup bersama ibu dan tiga saudaranya dalam satu rumah.

Pakar Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Rafika Nur Kusumawati mengatakan, melihat peristiwa ini, pentingnya suatu pendidikan seksual diberikan kepada anak-anak walaupun masih banyak di daerah pedesaan yang menggangap tabuh tapi harus diberikan.

Ilustrasi pacaran (KOMPAS.com/Shutterstock)


"Karena, salah satu yang harus digaris bawahin pengakuan pelaku yang mengatakan bahwa saya tidak tahu akibatnya akan seperti itu. Artinya apa, ini belum teredukasi walaupun sebenarnya kita lihat harusnya SMA sudah mengerti, ketika intercross sendiri akan berakibat seperti apa," katanya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/2/2020) siang.

Sambungnya, ketidaktahuan itu ataupun tahu menjadi sebuah alibi mengindikasikan bahwa pentingnya edukasi seksual sejak dini.

"Artinya, pengenalan terhadap diri, gender, osais dan mentruasi yang perlu diberitahukan kepada anak sejak dini," jelasnya. 

Melihat dari kasus tersebut, menurut Rafika, ada ketidak sempurnaan dalam pengawasan di dalam keluarganya. Sehingga membuat anak ini mencari-cari edukasi pendidikan seksual sendiri.

"Faktor bahwa seseorang harus tahu sebab akibat, kalau saya melakukan ini, maka akibatnya akan seperti ini, itu juga yang harus dipikirkan," ungkapnya.

Dalam kasus ini, kata Rafika, tidak hanya pihak keluarga dan sekolah saja yang harus memperhatikan, lingkungan sekitar juga harus ikut.

Saat ini, untuk peduli sekarang sudah mulai berkurang karena induvidualisme yang terlalu tinggi. Selain itu juga tidak mau mencampuri aib keluarga orang lain dan sebagainya.

"Tapi ini ada kalahnya kita harus berasah bawah kita tidak mungkin hidup sendiri dan ada kalahnya kita harus tahu mana yang harus diperhatikan, dan mana yang harus tidak diperhatikan," katanya.

Ia menambahkan, maka dari itu mindset seseorang harus diubah. Karena lingkungan itu tidak terlepas dari sekolah, keluarga saja. Tapi lingkungan yang sifatnya sehari-hari harusnya ikut peduli.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ibu di Muaraenim Mengaku Sudah 3 Kali Mengajak Anaknya Berhubungan Intim", https://regional.kompas.com/read/2020/03/18/18231821/ibu-di-muaraenim-mengaku-sudah-3-kali-mengajak-anaknya-berhubungan-intim?page=all#page2.
Related Posts

Related Posts

Post a Comment